Jumat, 07 Oktober 2011

Faktor-Faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan: Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya

                                                                        
                                                                          ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pelanggan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Iklan Jitu surat kabar Jawa
Pos pada CV.Sarana Media Advertiseng dan variabel mana yang memberikan kontribusi
terbesar pengaruhnya terhadap loyalitas pelanggan. Dalam penelitian ini mengunakan
empat variabel untuk mewakili keppuasan pelanggan yang meliputi : reliability,response to
and remedy of problems, sales experience dan convenience of acquisition. Dari hasil
perhitungan diketahui bahwa sales experience memberikan kontribusi terbesar terhadap
loyalitas pelanggan .

Kata kunci : kepuasan pelanggan, loyaliras pelanggan.

ABSTRACT

This reseach briefly explains      to what extent customer satisfaction has significant
influence to the customer loyalty of ‘Iklan Jitu’ Jawa Pos newspaper in Sarana Media
Advertising. Moreover, it also explores variable that give the biggest contribution to the
customer loyalty. Four variables are using as customer satisfaction representatives, which
are reliability, response to and remedy of problems, sales experience and convenience of
acquisition. Finally, the findings shows that sales experience is the biggest contributor to
the customer loyalties.

Key words : customer satisfaction, customer loyalty.

PENDAHULUAN

Dewasa ini kebutuhan informasi menjadi kebutuhan yang sangat penting di negara-negara
maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Kebutuhan akan informasi dapat diperoleh
melalui berbagai cara, antara lain melalui TV, radio maupun surat kabar. Masing-masing cara
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tetapi mempunyai satu kesamaan yaitu
memberikan informasi sekaligus sebagai sarana untuk mengiklankan satu produk maupun jasa.
Salah satu cara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan adalah melalui surat kabar.
Jawa Pos adalah satu satunya surat kabar nasional yang terbit dari Timur Indonesia dan
merupakan sarana untuk membantu memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Dalam memberikan informasi kepada pembaca cukup bagus baik dari sisi berita yang selalu
akurat, hangat dan terpercaya maupun iklannya. Khusus iklan dibedakan dalam iklan umum
(display) dan iklan jitu.








Untuk meningkatkan pelayanan kepada pemasang iklan jitu Jawa Pos, sejak tahun 1985 Jawa



Pos membuka pelayanan melalui sub agen



yang tersebar di berbagai tempat dan wilayah



dengan menunjuk C.V. Sarana Media Advertising sebagai koordinator. Namun sejak



pertengahan tahun 90-an peranan koordinator C.V. Sarana Media Advertising dikurangi. Sejak



itu pula bermunculan agen-agen baru, sehingga timbulah persaingan antar agen dalam



memberikan pelayanan kepada pemasang iklan, khususnya iklan jitu.



C.V. Sarana Media Advertising dalam menerima order iklan jitu diperoleh melalui tiga



sumber, yaitu: melalui pemasang langsung, melalui layanan telepon dan melalui sub agen.



Dalam penelitian ini order yang diterima C.V. Sarana Media Advertising tidak dibedakan



sumbernya dan sebagai obyek penelitian adalah pelanggan iklan jitu Jawa Pos yang di kelola



oleh C.V. Sarana Media Advertising.



Dengan slogan “wah sudah laku“ ternyata cukup menarik minat pemasang iklan baris



melalui surat kabar Jawa Pos.



Dari penelitian awal yang dilakukan terhadap 25 orang



pelanggan dapat diketahui tiga hal: pertama, pendapat tentang slogan “wah sudah laku“, 72%



pelanggan setuju bahwa slogan tersebut benar-benar sesuai kenyataan, 12% menjawab belum



tentu dan 16% menjawab tidak sesuai. Kedua, Kepuasan pelanggan dalam memilih C.V. Sarana



Media Advertising sebagai sarana untuk memasang iklan jitu Jawa Pos, dimana 100%



menyatakan pelayanannya memuaskan, cepat dan tepat waktu terbitnya, 90% menyatakan servis



ramah dan sopan dalam menanggapi keluhan pelanggan apabila iklannya tidak terbit. Ketiga,



loyalitas pelanggan kepada C.V. Sarana Media Advertising cukup bagus, hal ini tercermin 85%



pelanggan berkeinginan untuk memasang ulang iklan jitu melalui C.V. Sarana Media



Advertising dan 72% pelanggan pernah merekomendasikan kepada orang lain untuk memasang



iklan jitu melalui C.V. Sarana Media Advertising. Berdasar latar belakang tersebut peneliti



memfokuskan pada kajian apakah faktor-faktor kepuasan pelanggan Reliability (keandalan),



Response To and remedy of problem (respon dan pemecahan masalah), Sales experience



(pengalaman karyawan), Convenience of Acquistion (kemudahan dan kenyamanan) mempunyai



pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan?.



TINJAUAN PUSTAKA



Pengertian Jasa



Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan barang.



Agar dapat memahami perbedaan tersebut, maka akan dijelaskan telebih dahulu mengenai



pengertian. Kotler dan Armstrong (1996:660) mendefinisikan jasa adalah tindakan atau manfaat



yang ditawarkan oleh suatu badan usaha kepada pihak lain yang bersifat tidak terwujud dan



tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksinya dapat berhubungan dengan produk fisik



ataupun tidak. Sedangkan Payne (2000:8) mengemukakan jasa adalah “suatu kegiatan yang



memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang berhubungan denganya, melibatkan beberapa



interaksi dengan konsumen atau dengan properti dalam kepemilikannya, dan tidak



menghasilkan transfer kepemilikan”.



Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada dasarnya merupakan



suatu kegiatan yang memiliki beberapa unsur ketakberwujudan yang dapat diberikan oleh suatu



pihak kepada pihak lainya dan memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait.



Setiap pemberi jasa perlu mengetahui, mengantisipasi, dan memenuhi kebutuhan serta



keinginan pelanggan dengan memperhatikan karkteristik jasa.




Karakteristik Jasa



Kotler & Armstrong (1996:661) mengemukakan bahwa terdapat 4 karakteristik jasa antara



lain:



a. Intangibility (Tidak terwujud)



Jasa tidak terwujud, tidak dapat dilihat, dicicipi, dirasakan dan didengar sebelum dibeli.



b. Inseparability (Tidak dipisahkan)



Jasa tidak dapat dipisahkan dari pemberi jasa itu, baik pemberi jasa itu adalah orang maupun



mesin. Jasa tidak dapat dijejerkan pada rak-rak penjualan dan dibeli oleh konsumen kapan



saja dibutuhkan.



c. Variability (Keanekarupaan)



Jasa sangat beraneka rupa, karena tergantung siapa yang menyediakannya dan kapan serta



dimana disediakan. Seringkali pembeli jasa menyadari akan keanekarupaan yang besar ini



dan membicarakan dengan yang lain sebelum memilih satu peyediaan jasa.



d. Perishability (Tidak dapat tahan lama)



Jasa tidak dapat tahan lama, karenanya tidak dapat disimpan untuk penjualan atau



penggunaan di kemudian hari. Sifat jasa yang tidak tahan lama ini bukanlah masalah kalau



permintaan tetap/teratur, karena jasa-jasa sebelumnya dapat dengan mudah disusun terlebih



dahulu, kalau permintaan berfluktasi, perusahaan jasa akan dihadapkan pada berbagai



masalah yang sulit.



Konsep Kepuasan Pelanggan



Kepuasan pelenggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan



dari pelenggan dapat terpenihi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau



kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991). Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan



konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas dari agen tersebut



(Mowen, 1995).



Produk jasa berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk kepuasan pelanggan



(Kotler dan Armstrong, 1996). Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan, maka



kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin



tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas



akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula sebaliknya jika



tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain.



Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan



harapan (Kotler, 1997). Dengan demikian, harapan pelanggan melatar belakangi mengapa dua



organisasi pada jenis bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam konteks



kepuasan pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang



apa yang akan diterimanya. Harapan mereka dibentuk oleh pengalaman pembelian dahulu,



komentar teman dan kenalannya serta janji dari perusahaan tersebut. Harapan-harapan



pelanggan ini dari waktu ke waktu



berkembang seiring dengan semakin bertambahnya



pengalaman pelanggan.



Menurut Tjiptono (1997:24) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon



pelanggan terhadap evolusi ketidaksesuaian (discinfirmation) yang dirasakan antara harapan



sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan bahwa pada persaingan yang semakin



ketat ini, semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan



konsumen sehingga hal ini menyebabkan setiap badan usaha harus menempatkan orientasi pada



kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama, antara lain dengan semakin banyaknya badan usaha



yang menyatakan komitmen terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan misi, iklan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar